P
A N D A W A disini mempunyai arti ataupun makna sbb :
P : huruf pertama dari PAMILI
A : huruf pertama dari ANU
N : huruf pertama dari NUNGTUT
D : huruf pertama dari DI
A :
huruf pertama dari ALAJAR
W : huruf pertama dari WALAGRI
A : huruf pertama dari ATI
Apabila
digabung mempunyai arti : Pamili Anu Nungtut Di Alajar Walagri Ati yang
diambil dari bahasa Sunda yang mempunyai arti
:
Persaudaraan dalam Ajaran Waras Ati atau Keluarga/Handaitaulan yang
menuntut ilmu untuk belajar/berlatih agar Hati menjadi Sehat, Tentram dan Hati
menjadi Lurus Suci.
Setelah
mengetahui akan arti Pencak Silat Pandawa dan tujuannya, jangan sekali-kali
melanggar ajaran dan aturan yang dikeluarkan oleh perguruan, karena ajaran dan
aturan untuk kebaikan para anggota/murid dan kita harus memegang serta meresapi
didalam hati kita sehingga kita semua dapat menghayati motto dari Pandawa
sbb :
TATA
TITI TINDAK TANDUK UNDAK USUK DUDUGA PRAYOGA
yang
mempunyai arti sbb :
TATA
: aturan dimana kita harus mau menerima dan
melaksanakan semua aturan yang dibuat perguruan/Negara kita.
TITI
: langkah kaki (pijakan) yang harus dilakukan berhati-hati yang merupakan
gambaran jangan sekali-kali merasa lebih dari orang lain karena memiliki ilmu
mempunyai rasa tinggi hati, adigung, adiguna merasa lebih dari orang lain
tetapi bergurulah pada padi yang berisi semakin berisi semakin merunduk.
TINDAK
: kita jangan sampai mempunyai rasa takabur atau
merasa sok, hindarilah perasaan itu
karena tindakan seperti itu hanya akan menggali lubang kubur sendiri.
TANDUK : perilaku kita harus pandai membawa dan
menggunakan dengan teliti serta penuh perhitungan sehingga kita akan selamat, ibarat
seekor rusa (menjangan) yang mempunyai tanduk yang indah tetapi tidak pernah
terbelit dengan tanduknya sendiri.
UNDAK USUK
: Undak disini sebagai gambaran agar kita
pandai-pandailah menempatkan diri, hormat kepada yang lebih tinggi dan pandai
menghargai yang lebih rendah, kita tidak akan mencapai kedudukan yang lebih
tinggi kalau tidak ada yang lebih rendah dari kita dan Usuk memberikan ibarat
kepada kita untuk dapat mengatur diri kita sebelum diatur orang lain (mawas
diri) seperti kayu untuk menopang genteng yang semula bengkok apabila dipasang
tukang kayu yang baik akan menjadi lurus dan rapi.
DUDUGA PRAYOGA : merupakan sifat yang teliti
dan waspada dalam setiap langkah dan perilaku dalam kehidupan sehingga tidak
akan mendapatkan kesulitan dan kerugian dikemudian hari.
Setelah kita mengetahui maksud arti dari
motto Pencak Silat Pandawa yang berusaha belajar dan menguasai maka kita harus
belajar mengendalikan hawa nafsu yang ada di dalam diri kita dan dari luar
karena musuh yang utama dari manusia adalah hawa nafsu dan nafsu yang paling
sulit dihindari ataupun ditangkis adalah nafsu yang menghuni pada hati manusia
ataupun diri kita sendiri, sedangkan dari luar lebih baik menghindar ataupun
menggalah, tetapi sudah banyak menggalah ataupun menghindar lawan tetap
mengancam dan terus membayangi apa boleh buat
: Ksatria pantang menyerah, asal
dalam jalur yang benar. Lawan yang demikian merupakan orang yang tidak tahu
diuntung, cara syaitan yang diperturutkan, orang tak kenal sesal kemudian tak
berguna oleh sebab itu agar kita selamat di dunia dan berjaya di akhirat kelak
kita harus mengetahui bagaimana cara membawa dan menempatkan diri sendiri dalam
belajar serta mengenal isi dan arti dari Seni Pencak Silat Pandawa.
Seni Pencak Silat merupakan Pusaka peninggalan
nenek moyang Bangsa Indonesia sejak berusia ratusan tahun yang silam, maka kita
sebagai penerus wajib melestarikan, memelihara serta merawatnya jangan sampai
kebudayaan asli seni pencak silat ini
hilang musnah dari bumi pertiwi Indonesia, serta seharusnya lebih baik dari
yang sebelumnya serta menyempurnakan untuk lebih ampuh dan tangguh dari masa
sebelumnya sehingga lebih bersinar terang di jagat raya ini dan sangat bernilai
harganya dimata bangsa-bangsa di dunia ini.
Seni Budaya Pencak Silat PANDAWA yang berasal
dari kampong Lengkong Tasikmalaya sudah lama terpelihara dengan subur oleh
sesepuh di kampong Lengkong ini. Sejak abah Achdi Subadi (Alm) , seni Pencak
Silat PANDAWA sudah berkembang dengan pesat, adapun para sesepuh budayawan itu
diantaranya :
1.
Mama Saniyas (Alm). 3.
Abah Eon ( Alm).
2.
Mama H Padil (Alm). 4.
Abah Muski ( Alm)
Para sesepuh tersebut sudah mempunyai
perguruan serta anak murid yang sudah menyebar di seluruh nusantara.
Sejak tahun 1935, M. Salnan, Achdi Subadi,
Sdr. Uwar Suwarna, Sdr. Endo dan Sdr. Oo Taryo sudah berkecimpung dalam seni
pencak silat untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang kita. Sejak bulan Juni
akhir atau awal bulan Agustus 1937 berdiri secara resmi Perguruan Pencak Silat
PANDAWA yang mengandung arti Pamili Anu Nungtut Di Alajar Walagri Ati yang
diambil dari bahasa Sunda yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sbb :
Persaudaraan yang Waras Ati.
Pelajaran-pelajaran yang diberikan menurut riwayat Perguruan Pencak Silat
Pandawa yaitu :
1.
Tatungan /Sikap Getret (Cikalong Miring).
Yang berasal dari Gan Enceng (P. Husen
Natakusuma) Cianjur, beliau dimakamkan di Cisaat Sukabumi, dari Gan Enceng
diturunkan lagi kepada Neng Kosim Cianjur, selanjutnya diturunkan ke Wa Abad
(Badri) yang kemudian diturunkan kepada Abah Salnan, O Wahdi, Ahdi Subadi, Uwar
Suwarna, Oo Taryo dan Endo serta lainnya.
2.
Cimande berasal dari Bpk Madraip
Cikuray Singaparna Tasikmalaya diturunkan ke Wak Abad (Badri) dan selanjutnya
diturunkan kepada para kami.
3. Tatungan Leuleus disebut juga Tatungan Per
(Pegas) atau Timbangan dan menurut istilah sekarang Lemasan atau Lentur, aliran
ini berasal dari Abah Abo Cibadak Cianjur turun kepada Wa Nampon Padalarang
Bandung, beliau berasal dari Limus Nunggal Ciamis oleh Wa Nampon diturunkan
kepada Sdr. Kanta dan Abah Salnan (Alm).
Pelajaran dari ketiga macam inilah yang
menjadi dasar pokok dari tujuan PPS PANDAWA yang berpusat di Kampung Lengkong
Tasikmalaya. Selain pelajaran-pelajaran pokok tersebut diatas ada lagi
pelajaran-pelajaran tambahan antara lain
:
1. Cikalong
Sera dari Kasepuhan Abah Eon yang semula diturunkan kepada Sdr. Endut dan
selanjutnya turun kepada Abah Salnan (Alm).
2. Cikalong
Lemas semula berasal dari Gan Didi Cianjur yang diturunkan kepada Sdr. Endut
yang kemudian diturunkan kepada Abah Salnan (Alm).
3. Cikaret
semula dari R. Abdul Kohar Cikaret diturunkan ke Sdr. Endut kemudian diturunkan
kepada Abah Salnan (Alm).
4. Pelajaran
menggunakan senjata berupa pisau, golok, cabang (trisula), toya didapat dari
Sdr. Endut.
Seni Pencak Silat merupakan pusaka
peninggalan budaya nenek moyang bangsa kita. Seni yang sudah berusia ratusan
tahun atau mungkin sudah ribuan tahun yang wajib kita lestarikan dan jangan
sampai hilang musnah dari khasanah kebudayaan bangsa Indonesia, sebagai
generasi penerus kita wajib bertanggungjawab untuk memelihara dan melestarikan
ataupun menyempurnakan agar pusaka peninggalan nenek moyang kita tetap terjaga
kelestariannya dan semakin bersinar.
Pencak Silat dalam perkembangannya terdapat
beberapa istilah yang mempunyai arti sendiri, misalnya : Pencak, Silat, Jurus dan lain-lain yang
arti harfiahnya sama yaitu “Ilmu Bela Diri” sejajar dengan Karate, Yudo, Kempo
dan lain-lain, namun terdapat perbedaan yang mencolok, jika ilmu bela diri/pencak
silat ini disamping untuk menjaga diri dan berolah raga juga menggembleng
rohaninya, moral agama dan moral pergaulan di masyarakat.
Seni
: merupakan bentuk ciptaan
manusia, seperti seni pencak yang menciptakan gerakan atau
kembangan (igel/kembangan) yaitu menyatukan gerakan-gerakan jurus baru,
dsb.
Pencak : berasal
dari bahasa Kirata yang mengandung arti mencari persaudaraan.
Silat
: berasal dari bahasa Kirata yang mengandung arti silahturahmi
yang bertujuan untuk mendatangkan khihtmad dari sesame
makhluk hidup.
Jurus : berasal dari bahasa
Kirata yang artinya jujurlah mengurus diri atau dengan kata lain kita
hidup ini harus jujur dan lurus, artinya berjalanlah di atas jalan yang
diridloi oleh Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya kita membedakan makna antara Pencak dan
Silat :
Pencak
: untuk menjaga diri dengan mempergunakan alat jurus, gerakan
kembangan (igel), membuang serangan (pipiceunan).
Silat : Untuk
serang menyerang yang alatnya adalah perkakas (jurus dan alat jurus) dan jurus
menyerang dengan Jurus Golok, Trisula, Jurus Pisau, Jurus Toya dan Jurus Tangan
Kosong.
Seni Pencak Silat disini tidak
dipergunakan untuk mengkhianati orang lain, berkelahi ataupun mencari
permusuhan tetapi untuk berolah raga dalam mencari persaudaraan yang telah
hilang atau mempererat tali persaudaraan yang lama tidak dibina.
Pelajaran Pencak
Silat Pandawa
Perguruan Pencak Silat Pandawa bukan
perguruan pencak tenaga dalam yang mengajarkan ilmu-ilmu hitam atau sejenisnya
dan ilmu-ilmu isian atau sejenisnya tetapi Pencak Silat Pandawa ilmunya berasal
dari Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan ilmu dari hasil galian tenaga yang
berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri yang digali/diolah melalui
jurus-jurus khas Pandawa, dengan demikian keberhasilan dari anggota dalam
menggali ataupun menyerap tenaga atau potensi yang ada dalam dirinya sendiri
tergantung dari ketekunan anggota dalam melaksanakan latihan/jurus-jurus khas
Pandawa sedangkan pelatih berfungsi sebagai pemberi arahan/tuntunan dalam
melaksanakan jurus khas Pandawa.
Di dalam alam semesta setiap benda/makhluk
hidup ini sampai unsur/elemen terkecil akan bergetar dan memiliki tingkatan
energi tertentu. Akibat adanya getaran/tingkat energi tertentu setiap unsur/elemen terkecil sekalipun akan
memancarkan radiasi yang mempunyai frekfensi tertentu (frekfensi natural),
sehingga benda/makhluk hidup bisa meresonansi/merangsang benda lain jika
memiliki frekfensi resonansi.
Pusat-pusat energi pada manusia disebut
charka/latifah, pada tubuh manusia masing-masing bergetar dengan frekfensi
naturalnya. Suatu frekfensi tertentu yang dapat meresonansi seluruh
charka/latifah pada tubuh manusia akibatnya jika ada frekfensi yang merangsang
kesamaan getaran charka/latifah maka energi yang dipancarkan tubuh akan menutup
dan memfokus pada tubuh.
Setiap orang dengan karakter berbeda-beda
mempunyai rangsangan yang berbeda-beda atau dengan kata lain frekfensi natural
tubuh akan membentuk karakter yang utuh dan menentukan jati diri orang yang
bersangkutan. Hal ini tergantung dari individu orangnya dalam melaksanakan
latihan jurus khas Pandawa yang dilaksanakan, semakin sering dilaksanakan serta
tekun semakin besar frekfensi natural/tenaga didalam tubuh sehingga memudahkan
meresonansi/merespon setiap pancaran energi/radiasi dari benda/mahkluk hidup
sampai pada elemen/unsure terkecil.
Pelaksanaan jurus-jurus khas Pandawa atau
berolah raga dengan jurus-jurus Pandawa dapat menimbulkan timbal balik antara
pemeliharaan kesehatan dengan keaktifan charka/latifah pada tubuh manusia,
artinya jika kesehatan kita terpelihara dengan baik serta keaktifan titik-titik
charka/latifah berlangsung seimbang ataupun terpelihara dengan baik maka akan
menimbulkan kesehatan yang terpelihara karena terbukanya simpul-simpul syaraf yang
ada pada manusia sehingga metabolisme di dalam tubuh terpelihara secara aktif.
Keaktifan dalam melaksanakan jurus-jurus khas
Pandawa sangat diperlukan dan perlu diperhatikan oleh setiap anggota PPS
Pandawa adalah sikap dan perbuatan yang meliputi :
1. Rasa percaya akan hasil penggalian ilmu PPS
Pandawa
2. Sikap dan sifat dalam belajar untuk selalu
berusaha :
ü Suci
dalam hati dan pikiran
ü Suci
dalam perbuatan dan tindakan
ü Suci
dalam ucapan/perkataan
3.
Berani berperang melawan hawa nafsu sendiri agar setiap anggota mampu
mengendalikan nafsu diri sendiri yang timbul agar tidak mencelakakan diri
sendiri ataupun orang lain.
Pelaksanaan
jurus khas Pandawa harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh sehingga
peredaran darah manusia berjalan lancar / metabolisme tubuh berjalan seimbang
sehingga ion-ion electron yang hidup dalam tubuh manusia dapat berkembang
dengan dahsyat dan besar tetapi hal ini tidak dapat dilihat dengan kasat
mata/mata lahir dan hal inilah yang disebut tenaga gaib atau tenaga dalam.
Tenaga dalam dan charka/latifah dapat didefinisikan sbb:
Tenaga Dalam : adalah
tenaga yang dihasilkan oleh keaktifan hormone yang sensitive terhadap dimensi etherik. Hormon tersebut
letaknya ditempat tertentu yaitu pada kelenjar-kelenjar charka/titik-titik
latifah.
Chakra/Latifah : adalah
pusat-pusat tenaga pada tubuh manusia yang aktif setiap saat disadari atau
tidak. Energi ini bergerak melalui charka/titik latifah untuk menghasilkan
kondisi psikologis tubuh yang berbeda-beda.
Pelaksanaan jurus Pandawa apabila terdapat
jurus rahasia adalah pelajaran tenaga dalam yang tidak dapat dibeberkan secara
umum baik dengan lisan ataupun dengan tulisan sesuai dengan kerahasiaannya,
tetapi jangan salah tafsir, Rahasia disini tidak berarti disembunyikan, jika benar-benar ingin
belajar/mempelajari jurus-jurus rahasia
PPS Pandawa ini sebaiknya berhubungan dengan orang yang memiliki ilmu tersebut
atau belajar pada orang tersebut, ibaratnya seperti dokter tidak akan memberikan
obat (resep obat) bahkan tidak akan mendiagnosa orang yang tidak sakit/orang
yang tidak berobat.
Sebab-sebab disebut dengan Jurus Rahasia
karena jasad manusia itu terbagi dalam 3 (tiga) bagian yang saling mengisi dan
mempengaruhi pada tubuh kita
seperti :
1. Jasmani : dipergunakan
untuk pelaksanaan bagian luar seperti
meninju, memukul, menangkis, mengelak dll.
2. Rokhani : gunanya untuk membantu jasad (jasmani) sebab
dalam rokhani itulah terdapat tenaga dalam.
3. Rasa : gunanya untuk merasakan ringan dan beratnya
tenaga sendiri serta juga dapat mengukur berat dan ringannya tenaga lawan.
Kalau
pada seseorang sudah sampai pada rasa dalam pelaksanaan jurus-jurus khas
Pandawa maka akan timbullah gerak otomatis tanpa diatur tanpa aba-aba dan
cita-cita apabila ada sesuatu hal yang mempengaruhi jasmani, rohani dan rasa,
sehingga apabila kita benar-benar menguasai jurus-jurus khas Pandawa sampai
mendalam kita juga dapat menguasai dan mengendalikan tenaga tersebut.
Syarat-syarat belajar :
1. Pikiran harus tenang dan jangan sekali-kali
bercabang.
2. Rajin latihan, tekun dan gigih tidak mengenal
lelah dalam menggali jurus-jurus khas Pandawa.
3. Mengatur waktu yang tetap (terjadwal).
4. Hindari berbohong karena berbohong sekali
akan berkelanjutan terus.
5. Disiplin akan peraturan perguruan karena
peraturan itu demi kebaikan semua.
Masalah Belajar :
Apabila
kita mempelajari ilmu, pelajarilah hingga benar-benar mengerti, faham hingga
sampai pada tahap menyatu dan mendarah daging. Untuk mencapai tahap yang
demikian harus melalui beberapa fase atau tahapan, tidak cukup waktu sebentar
saja karena jurus-jurus khas Pandawa ini bukan isian tetapi penggalian dari
diri kita sendiri yang tidak ada batasan dalam mengembangkan tenaga dalam diri
kita apalagi jika menginginkan apa yang disebut jurus rahasia.
Larangan :
1. Dilarang menyelenggarakan atau melakukan
perjudian.
2. Dilarang menyelenggarakan atau minum-minuman
keras, narkotik serta benda- benda yang
sifatnya memabukkan dan yang menjadi larangan agama.
3. Selama dalam lingkungan perguruan dilarang
memperbincangkan masalah-masalah politik.
4. Dilarang menjadi anggota/aktivis Orsospol
yang dilarang oleh pemerintah yang sah.
Pelaksanaan jurus-jurus khas
Pandawa serta ajarannya tidak ada/tanpa adanya puasa, bertapa, pati geni (mati
geni/api) ataupun mantera tetapi hanya membangkitkan/membangunkan tenaga aneh
yang membeku didalam tubuh untuk dicairkan yang terdapat pada titik-titik
charka/latifah yang ada dalam tubuh dibangunkan untuk disalurkan keseluruh
badan/tubuh melalui jalan pembuluh darah dengan jalan latihan rutin, teratur
dan tekun.
Pelaksanaan jurus-jurus khas
Pandawa dapat juga dipakai sebagai penyembuhan spiritual (Spiritual Healing)
terhadap orang sakit fisik ataupun mental dengan menggunakan Energi Vital
secara langsung dengan memberikan energi, rangsangan dan memperkuat pada bagian
yang sakit. Proses penyembuhan ini sebagian besar tergantung pada jasmani/fisik
yang sehat, karena energi vital terdapat pada lingkaran energi kosmis yang ada
pada tubuh manusia yang berupa titik-titik chakra/latifah saling berhubungan
dengan dilatih melalui jurus khas Pandawa.
Cara berlatih pada PPS Pandawa kalau dilihat
hanya sekilas/dilihat dari luarnya saja bagi yang belum mendalami akan
menimbulkan anggapan/praduga yang bukan-bukan, karena orang tersebut tidak
mengerti akan Kemaha Kuasaan-Nya serta sangat Kuasa untuk menganugerahkan
apapun juga yang dikehendaki-Nya serta memberikan apapun yang diminta umatnya.
Adapun sementara orang berpendapat bahwa jurus-jurus yang kita laksanakan ini
tidak ada apa-apanya, nihil /kosong. Reaksi/pendapat demikian terdapat pada
orang-orang yang kurang percaya diri sendiri akan kemampuan dirinya, tidak
percaya akan kelebihan manusia dari makhluk hidup lainnya atau orang yang
kurang beriman kepada Allah SWT.
MAKNA JURUS PANDAWA UNTUK MANUSIA
Pencak Silat Pandawa mempelajari dan
mengembangkan potensi dasar manusia yang terpola sebagai salah satu sarana
pembinaan watak yang sehat dalam kehidupan masyarakat selaras, serasi, seimbang
bersendikan Pancasila dan mengamalkan agama menuju kebahagiaan dunia akhirat.
Mempelajari jurus khas Pandawa dan
mengembangkan potensi dasar manusia perlu kita mengetahui unsur-unsur manusia
itu sendiri dalam mengetahui pribadi sendiri seperti :
1. Dilihat dari manusia terdiri dari :
Jasmani, Rohani, Nafsu dan Akal Budi
2. Dilihat dari kemandirian :
Sebagai makhluk pribadi dan social yang
artinya setiap manusia dapat mengembangkan kepribadian, namun masih membutuhkan
manusia lainnya (manusia sebagai makhluk social)
3. Dilihat dari kelemahannya :
a.
Kemampuan manusia yang terbatas
b.
Dapat/sering membuat kesalahan
c. Lupa akan jati dirinya darimana dan
untuk apa tujuan hidupnya
4. Dilihat
dari kelebihan manusia :
a. Sebagai makhluk yang sempurna diciptakan
Allah SWT dari makhluk lainnya bila dibandingkan dengan yang lain seperti :
1). Malaikat : terdiri dari roh saja tidak berjasad, tidak
mempunyai nafsu hanya mempunyai budi
serta taat akan perintah Allah SWT.
2). Syaitan : terdiri dari roh dan nafsu tidak
berjasad, berakal serta tidak berbudi
3). Binatang : terdiri dari jasad, roh dan nafsu,
berakal dan tidak berbudi
b. Akal budi manusia mempunyai day aide dan
gagasan serta karya cipta
5. Dilihat dari kekuatan/power :
a. Kekuatan/power jasmani terdiri dari :
1).
Tenaga panas (im) dan tenaga dingin (yang)
2).
Tenaga positif dan negative
3).
Tenaga luar/kasar dan tenaga dalam/halus
b.
Tenaga rohani yaitu tenaga mental spiritual yaitu :
1).
Sugesti dan percaya diri dalam menghadapi kehidupan dengan berlandaskan agama
2). Berisikan zat Tuhan (Allah SWT) sebagai
pengendali hawa nafsu yang berlebihan, sebagai penangkal dari niat/perbuatan
yang tersembunyi untuk mencelakakan diri kita
3). Kepekaan rasa dan insting, yang dimaksud
adalah :
a). Kepekaan rasa masih didominasi oleh terpolanya
kekuatan jasmani yang dapat diketahui dengan panca indera kita seperti mata,
telinga, hidung lidah dan kulit kita.
b). Insting, kepekaan insting ini didominasi oleh
kepekaan kekuatan rohani melalui indera keenam yang tidak dapat diperhitungkan
sebelumnya oleh akal pikiran ataupun panca indera
6. Dilihat dari watak/kepribadian :
a. Watak/kepribadian yang menunjang dalam meraih
keberhasilan :
1).
Simpatik
2).
Terbuka, optimis dan percaya diri
3).
Rajin dan giat dalam menuntut ilmu dan bekerja
4).
Supel bergaul dalam semua lapisan masyarakat
b.
Watak/kepribadian yang menjadi kendala dalam meraih keberhasilan :
1). Tidak simpatik
: pemarah, mudah tersinggung dan
egois
2). Tertutup, pesimistis dan kurang percaya diri
3). Malas/enggan dalam menuntut ilmu dan bekerja
4). Kaku dalam bergaul/mengkotak-kotakan pergaulan
pada lapisan masyarakat tertentu
Setelah mengetahui unsur-unsur manusia dalam
pengembangan potensi dasar manusia maka semakin mudahlah kita mempelajari
jurus-jurus khas Pandawa karena pada dasarnya manusia sudah mempunyai energi
sejak manusia itu lahir tetapi semakin berkembang manusia semakin
kecil/menyempit dan terpendam karena tidak pernah dilatih, apabila dilatih melalui
jurus khas Pandawa maka energi/bio energinya semakin berkembang lebih besar dan
luas sehingga metabolisme dalam tubuh semakin berkembang yang dapat menunjang
kesehatan manusia.
Jadi orang/manusia yang sering berlatih,
energi bio-nya semakin besar dan energi bio ini terdapat pada otot-otot badan
yang disebut otot sympathy dan pada otot symphati ini terdapat butir-butir daya
elektro hidup (bio elektrik) yang dapat disalurkan keluar bila otot-otot
digerakkan bersamaan dengan desakan nafas (tekanan nafas) hal itu dapat
dilakukan apabila kita rajin berlatih dengan tekun.
Pelaksanaan jurus khas Pandawa dengan giat
dan tekun baik juga untuk menjaga nafsu yang terdapat pada diri manusia baik
nafsu yang datangnya dari diri kita ataupun nafsu yang datangnya dari luar/orang
lain, sebab nafsu itu datangnya dari segala arah untuk mempengaruhi manusia dan
mengendalikan diri kita yang pada akhirnya akan mencelakakan diri kita sendiri
apabila kita tidak dapat mengendalikan diri.
Perlu diketahui dalam Pencak Silat Pandawa ini
akan diadakan praktek serang menyerang, satu orang menyerang dan satu orang
lagi diserang tanpa bersentuhan badan, hal ini mengandung arti/maksud agar kita
bisa merasakan yang menyerang/merasakan nafsunya sendiri dan yang diserang
merasakan nafsu penyerang serta bisa menahan dan mengendalikan nafsunya
sendiri, sebab segala bentuk rupa nafsu apabila tidak bias mengendalikan serta
melemahkan nafsu pada akhirnya kita sendiri yang akan celaka. Perang yang
paling besar adalah perang melawan hawa nafsu oleh karena itu PPS Pandawa
melatih mengendalikan nafsu yang ada pada diri manusia disamping mengembangkan
potensi dasar manusia melalui jurus khas Pandawa serta berperang melawan hawa
nafsu itu.
Tujuan pokok yang utama dari PPS Pandawa
adalah Walagri Ati (Waras Ati) bersih, baik hati, berjiwa sehat dari perkataan,
perbuatan dan pikiran. Jadi jelas sekali dalam PPS Pandawa tidak semata-mata
mempelajari Ilmu bela diri saja tetapi yang terpenting belajar Menjaga Diri,
Ilmu Mengekang Diri atau Mengendalikan Diri, hal ini dapat dibedakan sebagai
berikut :
Ilmu Bela Diri : Ilmu yang mempelajari cara/tehnik menangkis,
menyerang, menghindar dan mengelak dengan motto
: Binasakanlah lawanmu sebelum
lawan membinasakanmu
Menjaga Diri : usaha/upaya agar diri kita tidak mendapat
gangguan dari luar seperti menjauhi perbuatan yang tercela, menjaga etika
pergaulan di masyarakat serta patuh taat pada ajaran agama dan hukum yang
berlaku
Mengekang Diri/Mengendalikan Diri :
usaha/upaya mengekang/mengendalikan diri dari hawa nafsu yang timbul
baik nafsu khianat maupun nafsu untuk menyakiti orang lain ataupun membinasakan
dll
Uraian dari diatas yang paling mudah
dipelajari adalah Ilmu Bela Diri tetapi di PPS Pandawa yang dipelajari adalah
Ilmu Menjaga Diri/Mengendalikan Diri serta mengekang diri yang paling sulit
dikendalikan ataupun dipelajari karena dibutuhkan keseimbangan antara jasmani
dan rohani disamping itu untuk mempelajari cara mengendalikan/mengekang diri
sebaiknya mengetahui dahulu penyakit apa yang mengotori jiwa kita seperti iri
hati, dengki, sombong, pemarah, khianat dll dimana kotoran-kotoran yang
mengendap dalam jiwa kita sebagai manusia yang harus dikikis habis, adapun
sarana/alat untuk membantu membersihkan tidak lain harus ber-Ketuhanan, tekun
dan taat pada agama disamping itu juga dapat ditunjang dengan berlatih melalui
jurus-jurus khas Pandawa.
Susunan Pengurus Cabang Malang
SUSUNAN PENGURUS
PERGURUAN PENCAK SILAT PANDAWA
CABANG MALANG - JAWA TIMUR
PERIODE 2010 - 2013
KETUA UMUM : S E N A N, SE
KETUA HARIAN : H A M Z A H, Spd
SEKRETARIS : Drs. ARIS SURYANDONO
BENDAHARA : M. U S M A N
KOORDINATOR DEWAN KEPELATIHAN : EDY AGUS SISWOYO,
SH
PELATIH Cab. Malang : -. M.
NACHOI-. D A S L A N
B I N T A L : MOCH. SHOLEH
H U M A S & I. T : Z A K
KY AINNUR ROSYID
KOORDINATOR
BIDANG U M U M : S U S A N T O,
S. Pd
U M U M : KETUA RANTING
CABANG MALANG
Follow twitter saya ya (https://twitter.com/syadin_10ghe), ntar saya follow back
0 komentar:
Posting Komentar